Psikosis adalah suatu kondisi mental yang menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan. Psikosis dapat terjadi pada siapa saja, namun risiko terjadinya psikosis dapat meningkat pada orang-orang yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang seringkali didiagnosis pada masa kanak-kanak. Orang yang mengidap ADHD biasanya mengalami kesulitan dalam memperhatikan sesuatu, hiperaktif, dan impulsif. Untuk mengatasi gejala-gejala ADHD, dokter biasanya meresepkan obat-obatan stimulan seperti methylphenidate atau amphetamine.
Namun, penggunaan obat ADHD dengan dosis tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Kanada menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD memiliki risiko dua kali lipat mengalami psikosis dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi obat tersebut.
Psikosis dapat mengakibatkan seseorang mengalami halusinasi, delusi, dan kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Psikosis juga dapat berdampak negatif pada fungsi sosial, kesehatan fisik, dan kualitas hidup seseorang.
Oleh karena itu, penting bagi orang-orang yang mengonsumsi obat ADHD untuk memperhatikan dosis yang diberikan oleh dokter dan mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan seksama. Jika mengalami gejala-gejala psikosis seperti halusinasi atau delusi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, penting juga bagi dokter dan orangtua untuk memantau perkembangan anak-anak dan remaja yang mengonsumsi obat ADHD secara rutin. Dengan demikian, risiko terjadinya psikosis dapat diminimalkan dan kesehatan mental anak-anak dan remaja yang mengidap ADHD dapat terjaga dengan baik.