Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih rentan untuk berperilaku berisiko dibandingkan dengan individu tanpa gangguan tersebut. ADHD adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang membuat penderitanya sulit berkonsentrasi, impulsif, dan sering kali hiperaktif.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine ini melibatkan lebih dari 3.000 partisipan yang telah didiagnosis dengan ADHD sejak usia anak-anak. Mereka kemudian diikuti selama 20 tahun untuk melihat pola perilaku mereka saat dewasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita ADHD memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berperilaku berisiko, seperti merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan menggunakan obat-obatan terlarang. Mereka juga cenderung mengalami masalah keuangan, pekerjaan, dan hubungan sosial yang lebih sering dibandingkan dengan individu tanpa ADHD.

Dr. John Smith, seorang psikolog klinis yang terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan pentingnya untuk memberikan perhatian ekstra dan dukungan kepada penderita ADHD. “Kita perlu memahami bahwa penderita ADHD rentan untuk melakukan perilaku berisiko, dan sebagai masyarakat kita harus memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka agar dapat mengelola gangguan mereka dengan lebih baik,” ujarnya.

Dr. Smith juga menekankan pentingnya bagi penderita ADHD untuk mendapatkan perawatan yang tepat, baik melalui terapi perilaku maupun pengobatan medis. “Dengan perawatan yang tepat, penderita ADHD dapat belajar mengelola gejala mereka dan mencegah perilaku berisiko yang berpotensi merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain,” tambahnya.

Studi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemahaman dan dukungan terhadap penderita ADHD. Dengan memberikan perhatian dan bantuan yang tepat, kita dapat membantu mereka untuk hidup lebih baik dan mengurangi risiko perilaku berisiko yang dapat membahayakan diri mereka sendiri.